Rabu, 21 Maret 2012

DARI BENCI JADI CINTA PART 2(YULSIC)


Selamat membaca ^_^
cast: Jessica dan Yuri

            Malam ini benar-benar sepi tak seperti biasanya. Aku tak lagi mendengar suara keras dari Sooyoung dan Yoona yang selalu saling ejek setiap kali kami berempat (termasuk Jessica), menonton DVD atau televisi bersama. Sooyoung dan Yoona sudah pergi menuju bandara sejam yang lalu. Belum lagi hujan lebat yang turun sejak setengah jam yang lalu, benar-benar membuatku kesepian. Meski di rumah ini hanya tinggal aku, Jessica dan bibi Hanna tapi sama saja rumah ini sepi. Apalagi hubunganku dengan Jessica yang tak rukun, yang semakin membuatku merasa hanya tinggal sendiri di rumah ini. Di tengah derasnya hujan yang turun itu, aku menyalakan laptop sambil mendengarkan lagu-lagu ciptaanku. Ingin rasanya aku mengupload ke internet tapi, aku takut banyak pihak yang mengklaim lagu ciptaanku menjadi lagu mereka.





            ”Tteett!!! Tteett!!!” bel rumah berbunyi.

            ”Bi Hanna, ada tamu!!!” teriakku.

            Beberapa saat kemudian bel rumah kembali berbunyi, sepertinya bi Hanna tak juga membuka pintu rumah.

            ”Bi Hanna ke mana sih?” ujarku sambil bangkit keluar kamar membuka pintu rumah.

            ”Ttteett!!!” bel rumah kembali berbunyi.

            Aku segera membukakan pintu rumah. Betapa kagetnya aku saat aku tahu siapa seseorang yang sejak tadi memencet bel rumah itu. Ternyata orang tersebut adalah Jessica, cewek yang bagiku sangat menyebalkan. Kulihat Jessica menggigil kedinginan dan badannya basah kuyup. Ada apa dengan Jessica?





            ”Elo?”

            Jessica berlari menuju kamar mandi. Aku sesegera mungkin menyusulnya tapi, Jessica sudah masuk ke dalam kamar mandi.

            ”Sica, elo gak pa-pa kan?” tanyaku dari balik pintu kamar mandi.

            ”Gue gak pa-pa,”

            ”Ya udah, abis ini gue tunggu lo di ruang makan,” ucapku.





            Setelah itu aku menuju dapur untuk membuatkan Jessica teh hangat. Aku jadi ingat pada mamaku yang selalu membuatkan aku teh hangat bila aku kehujanan atau sedang kedinginan. Selama di dapur, pikiranku selalu teralihkan pada Jessica. Entah kenapa aku tak tega melihat cewek mungil itu kedinginan dan basah kuyup seperti itu. Tapi, jujur aku akui aku masih sedikit sebal jika mengingat perbuatan tak menyenangkan yang banyak ia lakukan padaku. Mulai dari ia mengejekku kampungan di depan teman-teman Seohyun saat ulang tahun Seohyun beberapa bulan yang lalu dan kejadian 28 juni di mana Jessica benar-benar mempermalukan aku lagi di depan teman-teman sekolahku karena ia tak terima aku mengejek Sunny – sahabatnya – padahal si Sunny dulu tuh yang mulai. Aku gak akan bisa melupakan kejadian menyebalkan itu. Sungguh.





            Eh, ngomong-ngomong bi Hanna kemana sih? Dari tadi aku cari gak ada di rumah. Seusai membuat teh hangat, aku duduk di ruang makan. Aku memandangi roti tawar dan selai yang ada di atas meja. Aku menoleh ke arah jam dinding yang berada di atas kulkas, jarum panjang menunjuk ke angka enam dan jarum pendek menunjuk ke angka sepuluh. Sudah hampir lima belas menit Jessica tak menampakkan dirinya sejak masuk ke dalam rumah. Tak lama berselang, Jessica datang menemuiku di ruang makan. Rambutnya masih basah, ia juga terlihat lucu dengan menggunakan baju tidur. Meski sudah hampir setahun aku tinggal dengan dia, baru kali ini aku melihat Jessica memakai pakaian seperti itu.





            Aku tersenyum melihat penampilannya itu.

           Jessica menatapku heran, “Kenapa? Ada yang salah?”

            “Nggak kok. Ayo duduk!”

            Jessica mengambil posisi tepat di depanku, “Ada apa lo nyuruh gue ke sini?”

            “Gue cuma mau tanya, elo dari mana aja sampe basah kuyup seperti tadi?”

            “Heh, ngapain lo nanyain hal ini? Udah mulai peduli sama gue, lo?”

            Aku terheran-geran mendengar jawabannya, “Hei, blonde hair!!! Selama lo masih ada di rumah ini, gue punya tanggung jawab buat ngejaga lo meski gue jujur gak suka sama lo! Kalo aja Sooyoung gak nyuruh gue untuk ngejaga lo, mungkin gue udah ngebiarin lo!”





            ”Jangan ngeles deh lo!” katanya lalu memberi senyuman sinis.

            ”Heh, Sica sejak ngeliat lo kedinginan dan basah kuyup, gue udah mulai bersimpati pada lo tapi, setelah gue tahu ternyata elo emang keras kepala rasa simpati itu udah hilang! Gue heran kenapa sih elo tuh suka bikin gue kesal?”





            ”Itu semua gue lakukan karena elo duluan yang mulai,”

            ”Gue???”

            ”Iya, elo yang mulai! Gara-gara lo, persahabatan antara gue,Hyoyeon dan Taeng hancur!”

            “Apa? Gara-gara gue? Apa hubungannya dengan gue?”

            “Kalo boleh jujur, sejak gue masuk sekolah lo, persahabatan kita mulai merenggang karena Hyoyeon dan Taeng sama-sama naksir lo, sejak saat itu gue mulai benci sama lo!”





            “Kenapa lo nyalahin gue? Seharusnya elo nyalahin kedua sahabat lo yang gak bisa menyelesaikan masalah ini. Satu lagi, elo sama dengan kedua sahabat lo, cemen. Cemen karena bisanya nyari kambing hitam aja sebagai sumber masalah.”

            ”Stop! Gue gak mau ribut lagi dengan lo!”

            “Beruntung lo masih cewek, kalo nggak, jangan harap lo bisa melihat dunia lagi!” seruku kemudian berlalu meninggalkan Jessica

          

***



            “Nak,Yuri!” seru bi Hanna mengetuk pintu sambil memanggil namaku.

            Aku mengusap mataku yang terbangun dari tidur. Aku lirik jam wekerku, jam setengah dua pagi. Ada apa bi Hanna jam segini bangunin aku? Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

            “Ada apa, Bi?” tanyaku dengan suara berat.



            Bi Hanna terlihat sangat panik, ”Aduh, Nak Yuri tolongin Nak Sica, !” pinta bi Hanna

            ”Ada apa, Bi?”

            ”Aduh, Nak Sicanya demam, Nak. Badannya panas, pucat,” ucap bi Hanna

            Aku langsung menuju kamar yang pintunya terbuka lebar. Di kamarnya, Jessica terlihat menggigil hebat, badannya panas benget dengan butiran keringat di dahinya, ditambah lagi wajahnya yang sangat pucat. Poor you, Sica!



            ”Sica, elo kenapa?” tanyaku sedikit panik.

            ”Kak Yuri....” ucapnya lirih tak terasa air matanya menetes.

            ”Elo kenapa sampai demam begini?” tanyaku lagi. Jessica menggelengkan kepalanya.

            “Bi Hanna, buatkan air hangat untuk kompres ya! Terus, ambilkan kotak P3K yang ada di ruang tengah!” suruhku pada bi Hanna.





            “Iya, Nak Yuri.” Ucap bi Hanna kemudian meninggalkan aku dan Jessica

            ”Kak, thanks udah baik sama aku,” ucap Jessica lirih.

            ”Iya, Sica selama gue ada di sini lo yang tenang! Gue akan merawat lo,”

            “Kak, maafin aku karena sudah banyak bikin Kak Yuri kesal.”

            Aku tersenyum senang mendengar kata maaf dari mulut Jessica, “Iya, kakak maafin kok.”

            “Sekarang kamu yang tenang ya, sebentar lagi minum obat, biar mendingan.”

            Jessica menggenggam tanganku, ”Kak, sekali lagi maaafin aku ya!”


TBC 
gimana critanya?? jangan lupa koment ya ^_^




          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN PARA PEMBACA DAFTAR DISINI UNTUK MENGOMENTAR DAN SAYA AUTHOR MENGUCAPKAN TERIMAKASIH SEBANYAK-BANYAKNYA BAGI PARA PEMBACA YANG MEMBERI KOMENTAR PADA SAYA