Selamat membaca ^_^
cast: Jessica dan Yuri
Malam ini
benar-benar sepi tak seperti biasanya. Aku tak lagi mendengar suara
keras dari Sooyoung dan Yoona yang selalu saling ejek setiap kali kami
berempat (termasuk Jessica), menonton DVD atau televisi bersama. Sooyoung dan Yoona sudah pergi menuju bandara sejam yang lalu. Belum lagi hujan lebat
yang turun sejak setengah jam yang lalu, benar-benar membuatku
kesepian. Meski di rumah ini hanya tinggal aku, Jessica dan bibi Hanna tapi
sama saja rumah ini sepi. Apalagi hubunganku dengan Jessica yang tak
rukun, yang semakin membuatku merasa hanya tinggal sendiri di rumah ini.
Di tengah derasnya hujan yang turun itu, aku menyalakan laptop sambil
mendengarkan lagu-lagu ciptaanku. Ingin rasanya aku mengupload ke
internet tapi, aku takut banyak pihak yang mengklaim lagu ciptaanku
menjadi lagu mereka.
”Tteett!!! Tteett!!!” bel rumah berbunyi.
”Bi Hanna, ada tamu!!!” teriakku.
Beberapa saat kemudian bel rumah kembali berbunyi, sepertinya bi Hanna tak juga membuka pintu rumah.
”Bi Hanna ke mana sih?” ujarku sambil bangkit keluar kamar membuka pintu rumah.
”Ttteett!!!” bel rumah kembali berbunyi.
Aku segera
membukakan pintu rumah. Betapa kagetnya aku saat aku tahu siapa
seseorang yang sejak tadi memencet bel rumah itu. Ternyata orang
tersebut adalah Jessica, cewek yang bagiku sangat menyebalkan. Kulihat Jessica menggigil kedinginan dan badannya basah kuyup. Ada apa dengan Jessica?
”Elo?”
Jessica berlari menuju kamar mandi. Aku sesegera mungkin menyusulnya tapi, Jessica sudah masuk ke dalam kamar mandi.
”Sica, elo gak pa-pa kan?” tanyaku dari balik pintu kamar mandi.
”Gue gak pa-pa,”
”Ya udah, abis ini gue tunggu lo di ruang makan,” ucapku.
Setelah itu aku
menuju dapur untuk membuatkan Jessica teh hangat. Aku jadi ingat pada
mamaku yang selalu membuatkan aku teh hangat bila aku kehujanan atau
sedang kedinginan. Selama di dapur, pikiranku selalu teralihkan pada Jessica. Entah kenapa aku tak tega melihat cewek mungil itu kedinginan dan
basah kuyup seperti itu. Tapi, jujur aku akui aku masih sedikit sebal
jika mengingat perbuatan tak menyenangkan yang banyak ia lakukan padaku.
Mulai dari ia mengejekku kampungan di depan teman-teman Seohyun saat
ulang tahun Seohyun beberapa bulan yang lalu dan kejadian 28 juni di
mana Jessica benar-benar mempermalukan aku lagi di depan teman-teman
sekolahku karena ia tak terima aku mengejek Sunny – sahabatnya –
padahal si Sunny dulu tuh yang mulai. Aku gak akan bisa melupakan
kejadian menyebalkan itu. Sungguh.
Eh, ngomong-ngomong
bi Hanna kemana sih? Dari tadi aku cari gak ada di rumah. Seusai
membuat teh hangat, aku duduk di ruang makan. Aku memandangi roti tawar
dan selai yang ada di atas meja. Aku menoleh ke arah jam dinding yang
berada di atas kulkas, jarum panjang menunjuk ke angka enam dan jarum
pendek menunjuk ke angka sepuluh. Sudah hampir lima belas menit Jessica
tak menampakkan dirinya sejak masuk ke dalam rumah. Tak lama berselang, Jessica datang menemuiku di ruang makan. Rambutnya masih basah, ia juga
terlihat lucu dengan menggunakan baju tidur. Meski sudah hampir setahun
aku tinggal dengan dia, baru kali ini aku melihat Jessica memakai pakaian
seperti itu.
Aku tersenyum melihat penampilannya itu.
Jessica menatapku heran, “Kenapa? Ada yang salah?”
“Nggak kok. Ayo duduk!”
Jessica mengambil posisi tepat di depanku, “Ada apa lo nyuruh gue ke sini?”
“Gue cuma mau tanya, elo dari mana aja sampe basah kuyup seperti tadi?”
“Heh, ngapain lo nanyain hal ini? Udah mulai peduli sama gue, lo?”
Aku terheran-geran
mendengar jawabannya, “Hei, blonde hair!!! Selama lo masih ada di rumah
ini, gue punya tanggung jawab buat ngejaga lo meski gue jujur gak suka
sama lo! Kalo aja Sooyoung gak nyuruh gue untuk ngejaga lo, mungkin gue udah
ngebiarin lo!”
”Jangan ngeles deh lo!” katanya lalu memberi senyuman sinis.
”Heh, Sica sejak
ngeliat lo kedinginan dan basah kuyup, gue udah mulai bersimpati pada lo
tapi, setelah gue tahu ternyata elo emang keras kepala rasa simpati itu
udah hilang! Gue heran kenapa sih elo tuh suka bikin gue kesal?”
”Itu semua gue lakukan karena elo duluan yang mulai,”
”Gue???”
”Iya, elo yang mulai! Gara-gara lo, persahabatan antara gue,Hyoyeon dan Taeng hancur!”
“Apa? Gara-gara gue? Apa hubungannya dengan gue?”
“Kalo boleh jujur,
sejak gue masuk sekolah lo, persahabatan kita mulai merenggang karena Hyoyeon dan Taeng sama-sama naksir lo, sejak saat itu gue mulai benci sama
lo!”
“Kenapa lo nyalahin
gue? Seharusnya elo nyalahin kedua sahabat lo yang gak bisa
menyelesaikan masalah ini. Satu lagi, elo sama dengan kedua sahabat lo,
cemen. Cemen karena bisanya nyari kambing hitam aja sebagai sumber
masalah.”
”Stop! Gue gak mau ribut lagi dengan lo!”
“Beruntung lo masih
cewek, kalo nggak, jangan harap lo bisa melihat dunia lagi!” seruku
kemudian berlalu meninggalkan Jessica
***
“Nak,Yuri!” seru bi Hanna mengetuk pintu sambil memanggil namaku.
Aku mengusap mataku
yang terbangun dari tidur. Aku lirik jam wekerku, jam setengah dua pagi.
Ada apa bi Hanna jam segini bangunin aku? Aku langsung beranjak dari
tempat tidur dan membuka pintu kamar.
“Ada apa, Bi?” tanyaku dengan suara berat.
Bi Hanna terlihat sangat panik, ”Aduh, Nak Yuri tolongin Nak Sica, !” pinta bi Hanna
”Ada apa, Bi?”
”Aduh, Nak Sicanya demam, Nak. Badannya panas, pucat,” ucap bi Hanna
Aku langsung menuju
kamar yang pintunya terbuka lebar. Di kamarnya, Jessica terlihat menggigil
hebat, badannya panas benget dengan butiran keringat di dahinya,
ditambah lagi wajahnya yang sangat pucat. Poor you, Sica!
”Sica, elo kenapa?” tanyaku sedikit panik.
”Kak Yuri....” ucapnya lirih tak terasa air matanya menetes.
”Elo kenapa sampai demam begini?” tanyaku lagi. Jessica menggelengkan kepalanya.
“Bi Hanna, buatkan
air hangat untuk kompres ya! Terus, ambilkan kotak P3K yang ada di ruang
tengah!” suruhku pada bi Hanna.
“Iya, Nak Yuri.” Ucap bi Hanna kemudian meninggalkan aku dan Jessica
”Kak, thanks udah baik sama aku,” ucap Jessica lirih.
”Iya, Sica selama gue ada di sini lo yang tenang! Gue akan merawat lo,”
“Kak, maafin aku karena sudah banyak bikin Kak Yuri kesal.”
Aku tersenyum senang mendengar kata maaf dari mulut Jessica, “Iya, kakak maafin kok.”
“Sekarang kamu yang tenang ya, sebentar lagi minum obat, biar mendingan.”
Jessica menggenggam tanganku, ”Kak, sekali lagi maaafin aku ya!”
TBC
gimana critanya?? jangan lupa koment ya ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN PARA PEMBACA DAFTAR DISINI UNTUK MENGOMENTAR DAN SAYA AUTHOR MENGUCAPKAN TERIMAKASIH SEBANYAK-BANYAKNYA BAGI PARA PEMBACA YANG MEMBERI KOMENTAR PADA SAYA